Yahukimo, KV- Sebanyak 16 pendulang emas yang menjadi korban tewas akibat serangan kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Polisi menemukan 16 jenazah tersebut di sejumlah titik yakni 3 jenazah di Camp 22, 1 jenazah di Camp 33, 2 jenazah di Muara Kum, 5 jenazah di Kampung Binki, 3 jenazah di Tanjung Pamali dan 1 jenazah daerah Air Mumok.
Sementara tim gabungan menemukan 1 jenazah lainnya di daerah perbatasan dengan Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
Tim gabungan TNI Polri telah mengevakuasi seluruh jenazah. Proses identifikasi jenazah di Rumah Sakit Umum Daerah Deikai, Yahukimo telah rampung.
Jenazah Ferdina Buma, pria asal Kampung Rumusu, Papua Tengah yang terakhir teridentifikasi di RSUD Deikai pada Rabu (16/4/2025).
Proses identifikasi dilakukan berdasarkan kecocokan tiga data sekunder yang terkumpul dari data antemortem dan postmortem dengan label IHK 2025-015.
“Tim mengevakuasi jenazah Ferdina di TKP muara Kum, dan hari ini berhasil dievakuasi serta teridentifikasi. Saat ini jenazah sudah diserahkan langsung kepada pihak keluarga,” ungkap Commander DVI sekaligus Karumkit RS Bhayangkara Jayapura, AKBP dr Romy Sebastian.
Kaops Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani mengapresiasi kerja cepat dan profesional tim DVI dalam proses identifikasi dengan penuh dedikasi.
“Kami sangat mengapresiasi kerja keras tim DVI Polri dan seluruh pihak yang terlibat. Kami juga akan terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku,” tegas Brigjen Faizal.
Sikap OPM
Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka menyatakan telah mengeksekusi mati 16 pendulang emas di sejumlah lokasi penambangan di Yahukimo, Papua Pegunungan.
Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan penyerangan para pendulang emas di salah satu lokasi di Yahukimo pada tanggal 6-8 April 2025.
OPM melakukan aksi penyerangan karena menyakini para pendulang ini adalah anggota TNI yang sedang menyamar di lokasi tersebut.
“Penyerangan oleh TPNPB Kodap XVI Yahukimo dari Batalion Yamue dan Batalion WSM, ” kata Sebby. (Stefanus Tarsi)