Jayawijaya, KV— Dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat Wamena, Kabupaten Jayawijaya, diwarnai oleh gelombang pencurian yang menimpa berbagai kalangan, mulai dari rumah ibadah hingga profesi wartawan.
Kejadian-kejadian ini memicu kekhawatiran yang mendalam di tengah masyarakat mengenai kondisi keamanan di wilayah tersebut.
Kasus yang terbaru pencurian di Gereja GPDI Elshaddai Wamena Peristiwa ini terjadi pada Rabu (20/8/2025) malam.
Pendeta Doni Emanuel Rum, M.Th., mewakili pemimpin Gereja GPDI Elshaddai, melaporkan kejadian pencurian yang berlangsung pada Rabu malam, 20 Agustus 2025, sekitar pukul 21.00 WIT.

Berdasarkan rekaman CCTV yang mereka peroleh, seorang pemuda asli Wamena dalam kondisi mabuk memasuki gereja dengan cara melompati pagar yang terkunci dan menendang pintu samping.
Pelaku terlihat memantau situasi gereja sejak pukul 21.00. Dia mencoba mengambil beberapa barang, seperti speaker, namun akhirnya meninggalkannya karena berat dan sulit dipindahkan.
Namun, dia berhasil membawa kabur kamera merek Sony yang biasa digunakan untuk siaran ibadah online di YouTube serta dua laptop, Asus dan Lenovo, yang ada di bagian belakang gereja,” jelas Pendeta Doni.
Doni menuturkan, kejadian ini baru diketahui keesokan harinya saat petugas kebersihan menemukan kerusakan dan melaporkan ke pengurus gereja.
Pendeta Doni mengungkapkan rasa kecewa dan prihatin atas tindakan tersebut, apalagi pelaku adalah anak muda setempat yang seharusnya memiliki rasa hormat terhadap rumah ibadah.
“Kami sangat menyayangkan hal ini. Rasa hormat terhadap gereja sudah mulai hilang, terutama di kalangan anak muda yang mungkin terpengaruh minuman keras. Mereka tidak peduli siapa yang dirugikan, hanya memuaskan diri dalam keadaan mabuk,” ujarnya.
Selain pencurian barang elektronik, Pendeta Doni juga menceritakan bahwa gereja pernah mengalami beberapa kasus pencurian lain, termasuk mesin air yang sudah dua kali hilang dan sepeda motor miliknya yang pernah dicuri.
Ia juga menyoroti pencurian ponsel yang terjadi saat pemberian derma di gereja, bahkan pelaku pencurian HP adalah anak Papua yang pernah dia didik dan hampir dibaptis.

“Kita harus menjaga ketat tamu dan menambah pengamanan saat pemberian derma supaya tas jemaat tidak menjadi sasaran pencurian,” tambahnya.
Pendeta Doni menegaskan bahwa laporan polisi sudah dibuat dan pihak keamanan lokal telah diinformasikan, meskipun belum ada tindakan pengecekan dari pihak kepolisian hingga saat ini.
“Anak muda sebenarnya penuh kreativitas dan talenta. Mereka bisa hidup dan sukses tanpa harus mencuri. Seorang pencuri tidak pernah puas; ia akan terus mengulangi perbuatannya dan mengajak yang lain. Ini roh berbahaya yang harus kita hindari,” pesannya.
Korban Wartawan
Selain rumah ibadah, jurnalis di Wamena pun menghadapi ancaman kriminalitas yang serius. Pada Sabtu (16/8/2025) malam pekan lalu, Deni, seorang wartawan Cenderawasih Pos, menjadi korban pembegalan oleh lima pemuda tak dikenal. Sepeda motor miliknya dibawa kabur dan hingga kini belum ditemukan.
Kejadian itu terjadi sehari sebelum perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Wamena, menambah keresahan masyarakat menjelang momentum penting tersebut.
Menurut Deni serangan itu berlangsung dengan sangat cepat dan meninggalkan bekas ketakutan mendalam, terlebih karena pekerja media sering bergerak di lapangan untuk menyuarakan aspirasi masyarakat.
Imbauan tokoh
Fenomena pencurian yang menyasar berbagai elemen masyarakat ini membuat warga dan tokoh agama semakin waspada. Pendeta Doni mengimbau agar pengamanan di gereja dan lingkungan sekitar lebih diperketat, terutama saat kegiatan ibadah dan sosial berlangsung.
Kasus-kasus tersebut sudah dilaporkan ke pihak kepolisian, namun hingga kini belum menunjukkan perkembangan signifikan. Aparat kepolisian pun mengimbau warga untuk lebih aktif menjaga keamanan lingkungan dan melaporkan setiap kejadian mencurigakan.
Melihat situasi tersebut, Bupati Jayawijaya, Athenius Murip, mengimbau masyarakat untuk tidak hanya fokus pada sisi negatif dari peristiwa yang terjadi.
“Kita harus melihat juga dampak positif yang terjadi. Jangan hanya mengunggulkan kerusuhan atau kriminalisasi. Semua harus dilihat dari berbagai sisi, karena tidak semudah membalikkan telapak tangan,” kata Bupati Murip usai dialog interaktif pencapaian 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya, Kamis (21/8/2025).
Gelombang pencurian dari rumah ibadah hingga wartawan sebagai korban menunjukkan tantangan besar yang harus dihadapi Wamena saat ini.
Dukungan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah diharapkan mampu menciptakan situasi yang aman, nyaman, dan damai bagi semua warga. (Stefanus Tarsi)