Pasang Iklan Disini
Pasang Iklan Disini
JayawijayaNEWS

Mencari Kedamaian di Wamena, Perjuangan Ratusan Pengungsi Pasca Kerusuhan Yalimo

333
×

Mencari Kedamaian di Wamena, Perjuangan Ratusan Pengungsi Pasca Kerusuhan Yalimo

Sebarkan artikel ini
suasana warga penguinsian dari Yalimo di Mapolres Jayawijaya.Rabu (17/9/2025)

Suasana di Mapolres Jayawijaya pada Rabu (17/9/2025) sore kembali dipadati ratusan pengungsi dari Kabupaten Yalimo. Mereka datang setelah terjadinya kerusuhan di Distrik Elelim yang memaksa warga meninggalkan tempat tinggal mereka.

Gelombang kedatangan kali ini merupakan rombongan kedua sejak peristiwa itu pecah. Sebanyak 178 orang tiba dengan pengawalan ketat aparat keamanan. Rombongan ini bergerak dari titik pengungsian awal dan dikawal mulai dari Polsek Wamena Kota hingga sampai ke Mapolres Jayawijaya.

salah satu korban kekerasan kerusakan di Yalimo yang sempat di Rawat di Klinik Polres Jayawijaya

Setibanya di lokasi, para pengungsi disambut langsung jajaran pejabat Polres, termasuk Kapolres AKBP Anak Agung Made Satriya Bimantara bersama Wakapolres Kompol I Wayan Laba.

Menurut Wakapolres, begitu rombongan tiba, langkah pertama yang dilakukan kepolisian adalah melakukan pendataan menyeluruh.

“Setibanya di Mapolres Jayawijaya, kami segera melakukan pendataan, memberikan pelayanan kesehatan, serta menyediakan dukungan makanan dan minuman. Kami juga memfasilitasi mereka untuk bertemu dengan keluarga yang berada di Jayawijaya,” ujarnya.

Dari hasil pendataan awal, jumlah pengungsi yang tercatat mencapai 178 orang. Namun, pihak kepolisian memperkirakan jumlah sebenarnya lebih dari 200 orang karena sebagian besar langsung bergabung dengan keluarga mereka di Wamena setelah proses pencatatan. Untuk pengungsi yang tidak memiliki kerabat, Polres telah menyiapkan tempat penampungan sementara, termasuk di area masjid.

Pertolongan medis oleh Polres Jayawijaya terhadap Pengunsi yang baru timah dari Yalimo

Selain logistik dasar, layanan kesehatan menjadi fokus utama. Beberapa pengungsi yang mengalami luka-luka segera mendapat perawatan medis. Polres menggandeng tenaga medis dari klinik kepolisian dan bekerja sama dengan klinik TNI untuk memberikan penanganan darurat.

Pantauan di Mapolres Jayawijaya sore itu memperlihatkan sejumlah tenda darurat telah didirikan. Anak-anak tampak bermain di sekitar halaman, sementara orang tua mereka mengikuti proses pendataan. Beberapa warga duduk beristirahat dengan wajah lelah namun lega setelah sampai di tempat yang lebih aman.

Tenda darurat disiapkan oleh Polres Jayawijaya untuk pendataan pengisi Yalimo

Kehadiran pejabat kepolisian dan perwakilan pemerintah daerah memberi harapan bagi warga yang baru saja kehilangan rumah dan harta benda akibat kerusuhan.

Situasi pengungsian ini diperkirakan masih akan berlangsung beberapa waktu. Gelombang kedatangan baru tidak menutup kemungkinan terjadi, mengingat masih banyak warga yang memilih meninggalkan Distrik Elelim.

Waka Polres Yawijaya menyamnut kedatangan pungunsi Yalimo

Pihak kepolisian, pemerintah daerah, serta berbagai organisasi sosial menyatakan komitmennya untuk terus memberikan perlindungan dan bantuan.

Peran Pemprov Papua Pegunungan

Kehadiran pengungsi gelombang kedua ini juga mendapat perhatian langsung dari Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan. Kepala Dinas Sosial, Yanius Telenggen, turun langsung memantau situasi di Mapolres Jayawijaya.

“Kami hadir di sini untuk menerima mereka dalam keadaan trauma. Ada yang tiba dengan luka-luka dan langsung mendapat pengobatan. Kami dari Dinas Sosial hadir sesuai arahan pimpinan untuk melihat langsung kondisi di lapangan serta memastikan bantuan dapat segera diberikan,” kata Yanius.

Kadis Sosial Provinsi Papua Pegunungan menyambut kedatangan pengunsian paska rusuh di Yalimo

Ia menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu data resmi dari kepolisian untuk menentukan jumlah pasti pengungsi. Data tersebut akan menjadi dasar bagi Dinas Sosial dalam menyalurkan bantuan, termasuk kebutuhan pokok, sandang, dan penampungan.

Dukungan Komunitas Lokal

Tidak hanya pemerintah, organisasi masyarakat juga ikut bergerak. Ketua Ikatan Kerukunan Toraja (IKT) di Jayawijaya, Yohanes Tuku, menyampaikan bahwa komunitas Toraja bersedia membantu menampung pengungsi yang tidak memiliki kerabat di Wamena.

“Hampir semua yang tiba di sini punya keluarga masing-masing. Tapi bagi yang tidak ada, kami harap bisa ditampung sementara di Tongkonan,” jelas Yohanes.

Kadis Sosial Provinsi Papua Pegunungan menyambut kedatangan pengunsian paska rusuh di Yalimo

Ia menambahkan, ada satu orang pengungsi yang sebelumnya mendapat perawatan di rumah sakit setempat dan kini dirujuk ke Jayapura untuk penanganan lebih lanjut.

Hal ini menunjukkan betapa kompleks kondisi yang dialami para pengungsi, tidak hanya kehilangan tempat tinggal, tetapi juga harus berjuang melawan trauma dan luka fisik.

Warga Pengunsian dari Yalimo, dilakukan penanganan medis di Klinik Mapolres Jayawijaya

Dengan bertambahnya jumlah pengungsi, koordinasi lintas instansi menjadi kunci dalam memastikan setiap orang mendapat perhatian yang layak.

Harapan terbesar adalah agar situasi di Yalimo segera kondusif sehingga para pengungsi bisa kembali ke kampung halaman mereka dengan aman. (Stefanus Tarsi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *