Jakarta, KV- Provinsi Papua Pegunungan mengikuti pameran International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2025. Ajang ini menjadi jalan yang merintis Papua Pegunungan sebagai provinsi yang berbasis ekonomi dengan kebudayaannya yang kaya dan otentik.
Ajang INACRAFT 2025 di Jakarta Convention Center, Jakarta dari tanggal 5 hingga 9 Februari 2025. Provinsi Papua Pegunungan sejak pemekaran pada tahun 2022 turuf aktif berpartisipasi di INACRAF.
INACRAFT merupakan salah satu ajang pameran kerajinan tangan terbesar di kawasan Asia Tenggara. Papua Pegunungan untuk pertama kalinya mengikuti INACRAFT pada tahun 2024.
Keikutsertaan Papua Pegunungan di INACRAFT sejak kepemimpinan Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Velix Vernando Wanggai dan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Papua Pegunungan Herwin M. Wanggai.
Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Velix Vernando Wanggai di sela kegiatan penutupan INACRAFT 2025 pada Minggu (9/2/2025) mengatakan, INACRAFT menjadi semangat dan membuka peluang ke depan Papua Pegunungan sebagai provinsi festival serta ekonomi berbasis kebudayaan.
Velix memaparkan, masyarakat Papua Pegunungan memiliki warisan kebudayaan yang terlestarikan ratusan tahun lalu. Hal ini menjadi potensi besar untuk meningkatkan produk UMKM khususnya di bidang pariwisata hingga kerajinan tangan.
“Meskipun memiliki potensi kebudayaan yang kaya, pemasaran harus terlaksana secara intens. Upaya tersebut melalui momen-momen seperti INACRAFT yang mengenalkan produk unggulan Papua Pegunungan ke tingkat nasional dan mancanegara,” kata Velix.
Velix menambahkan, selama masa kepemimpinannya, Papua Pegunungan telah mengikuti tiga kali ajang pameran bergengsi, yakni INACRAF tahun 2024 dan 2025 serta ajang Kriyanusa pada tahun 2024.
“Saya berharap gubernur terpilih Papua Pegunungan dapat melanjutkan kegiatan ini demi membawa produk UMKM Papua Pegunungan ke level tertinggi,” harap Velix.
Dapatkan pemasukan
Ros Tabuni salah satu perajin di Stand Papua Pegunungan mengaku, dirinya sangat bangga bisa mengikuti INACRAFT. Ia mendapatkan pemasukan yang signifikan di ajang ini.
Ia pun mengapresiasi Pemprov Papua Pegunungan dan Dekranasda Papua Pegunungan yang telah melibatkan mama-mama Papua di ajang INACRAFT tahun ini.
Adapun rata-rata jumlah pengunjung dalam sehari di Stand Papua Pegunungan mencapai 300 hingga 500 orang sejak tanggal 5 Februari hingga Minggu ini.
“Tidak sia-sia saya mengikuti ajang ini. Banyak kerajinan tangan buatan saya yang laku terjual, ” ungkap Ros dengan penuh syukur.