JAYAWIJAYA, KV — Sebanyak 300 warga Kabupaten Yalimo mengungsi ke Wamena, Papua Pegunungan, pada Kamis (18/9/2025).
Mereka adalah korban kerusuhan yang dipicu dugaan rasisme di wilayah tersebut dan tiba di Wamena di bawah pengawalan ketat aparat kepolisian.
Kapolres Jayawijaya, AKBP Anak Agung Made Satruya Bimantara, mengatakan para pengungsi merupakan gelombang ketiga yang datang. Mereka terdiri dari anak-anak, perempuan, dan laki-laki dewasa. Seluruhnya telah menjalani proses pendataan di Mapolres Jayawijaya.
“Pelayanan yang kami lakukan terhadap pengungsi dari Yalimo adalah tugas kemanusiaan,” kata Kapolres kepada wartawan.

Perlindungan dan Layanan Medis
Rombongan pengungsi tiba di Mapolres Jayawijaya dan disambut langsung oleh Kapolres serta jajaran pimpinan lainnya. Mereka langsung diberikan makanan, minuman, dan penanganan medis oleh personi kepolisian.
Data Pengungsi
Hingga saat ini, tercatat 472 warga pengungsi telah terdata di Mapolres Jayawijaya. Angka ini mencakup data yang telah dirangkum dari kedatangan para pengungsi sejak dini hari, Rabu (18/9/2025).
Pihak kepolisian terus melakukan pendataan untuk memastikan seluruh warga yang mengungsi mendapatkan bantuan yang diperlukan.

“Ketika saudara-saudara kita pengungsi datang ke tempat kami, kami langsung melakukan pendataan. Selain itu, kami memberikan pelayanan medis bagi warga yang luka atau lelah dalam perjalanan,” jelas AKBP Satruya.
Beberapa pengungsi diketahui mengalami gangguan kesehatan, sehingga pelayanan medis ini sangat penting. Kapolres menegaskan bahwa tugas utama Polres Jayawijaya adalah memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat yang terdampak. (Stefanus Tarsi)