Wamena, KV – Satuan Resnarkoba Polres Jayawijaya menangani 28 kasus penyalahgunaan narkotika sepanjang dua bulan terakhir.
Dari Kasus-kasus tersebut rata-rata melibatkan para pelaku yang berusia masih di bawah umur.
Kasat Resnarkoba Polres Jayawijaya Iptu J.B Saragih di Wamena, Selasa (11/3/2025) mengatakan, pihaknya menangani 28 kasus pemakai narkotika selama dua bulan terakhir pada tahun ini.
“Dari 28 kasus ini rata-rata pelaku berusia di bawah umur dan sebagian juga anak berstatus sekolah,” ungkapnya.
Saragih menyebutkan, penangkapan 28 pelaku pemakai narkotika mayoritas di pusat keramaian di Tugu Salib, Kota Wamena.
“Kami menangkap para pelaku setiap kali berpatroli di Tugu Salib. Berdasarkan hasil pengembangan, ternyata di tempat itu menjadi lokasi transaksi jual beli narkotika,” tuturnya.
Motif pelaku
Saragih pun mengungkapkan, motifnya para pelaku saling mempengaruhi satu sama lain untuk menggunakannya obat-obatan terlarang itu.
Selain itu, mereka juga terpengaruh ajakan pengedar narkoba yang ingin mendapatkan penghasilan besar.
Adapun upaya tersebut merupakan tindakan polisi demi mengatasi maraknya masalah narkoba di ibu kota Provinsi Papua Pegunungan ini.
“Para pelaku mendapatkan pembinaan karena usianya masih di bawah umur. Kami juga memanggil pihak orangtua dan sekolah untuk membina dan mengawasi mereka,” ujarnya
Saragi menambahkan, kasus yang diproses hukum dari hasil penangkapan dua bulan ini sebanyak 7 kasus sedang dalam sidik tahap satu. 7 kasus itu adalah 1 kasus pembuat minuman keras ilegal, 2 kasus ganja dan 4 kasus sabu-sabu.
“7 pelaku kasus ini layak diproses hukum. Saya tak segan-segan menindak tegas warga melangkar hukum,”tegsnya.
Sementara itu, untuk memberantas penanaman pohon ganja, lanjut Saragih, polisi terus bekerja keras menelusuri daerah yang berpotensi sesuai hasil pengembangan informasi di lapangan.
“Dari hasil pengembangan dan informasi yang diperoleh, masih banyak daerah-daerah yang berpontesi melakukan penanaman pohon ganja,”katanya.
Saragih menyatakan pihaknya terus memaksimalkan tugas mereka meskipun keterbatasan anggaran operasional.***Stefanus Tarsi