Yogyakarta, KV-PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VII Kasim di Sorong, Papua Barat Daya, selama ini konsisten dalam upaya mendukung kesetaraan gender.
Hal ini diakui dalam raihan prestasi bronze medal kategori gender equality & social inclusion dalam ajang ISRA Award yang terselenggara di Hotel Alana, Yogyakarta. Kamis (10/07/2025).
Vice Chairperson of ISRA, Karinandini Zahra Ineza dalam kesempatan memberikan sambutan menyampaikan apresiasi terhadap setiap perusahaan yang telah menginisiasi perubahan yang berdampak terhadap aspek sosial, budaya dan ekonomi.
Hal ini berdampak bagi lingkungan dan menjadi tanggung jawab moral yang harus diwujudkan demi generasi mendatang dengan segala tantangan yang harus dilalui.

“Kami ucapkan apresiasi terhadap setiap perusahaan yang telah menginisiasi program-program yang mengubah perilaku sosial yang lebih maju di tengah masyarakat” ucapnya.
Sementara Pjs Area Manager Communication, Relations, CSR, & Compliance, Bambang Imawan menceritakan bahwa Distrik Seget merupakan salah satu wilayah administratif terpencil di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, dengan kondisi geografis dan infrastruktur yang sangat terbatas.
Keterbatasan ini berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat Distrik Seget, terutama kelompok rentan seperti perempuan, penyandang disabilitas, lansia, dan janda dan juga perempuan adat.
“Mereka seringkali tersisih dari ruang-ruang pengambilan keputusan dan tidak memiliki kelembagaan atau wadah untuk mengembangkan potensi diri maupun ekonomi,” ungkapnya

Bambang Imawan mengaku hal ini yang menjadikan Kilang Kasim memiliki kepedulian lebih dengan membentuk Kelompok Kalifiti yang beranggotakan 37 perempuan termasuk lansia, janda, dan penyandang tuna netra parsial.
Hal ini merupakan wujud konkret dalam menciptakan ruang aman, produktif, dan kolektif bagi perempuan adat agar dapat mengembangkan kapasitas ekonomi sekaligus memperkuat peran sosial.
Mama Bagarak
Bambang menuturkan, Kilang Kasim melalui program Mama Bagarak menghadirkan intervensi yang menjawab secara spesifik ketimpangan berbasis gender dan sosial melalui pendekatan pemberdayaan komunitas.

Program ini dirancang untuk tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi minyak kelapa melalui penyediaan alat, pelatihan, dan rumah produksi, tetapi juga untuk membuka ruang partisipasi perempuan dalam kegiatan organisasi dan komunitas.
“Mama Bagarak juga menjadi ruang belajar lintas kelompok, di mana perempuan dengan disabilitas maupun usia lanjut dapat berkontribusi sesuai kemampuannya melalui pembagian tugas yang inklusif dan adil, ” ujarnya.
Bambang pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh bagian perubahan sosial di Distrik Seget yang mana telah memberikan dedikasi untuk mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia Timur.
“Apresiasi bagi kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam menciptakan ruang sosial yang majemuk serta diiringi perubahan yang nyata, ” tambahnya.