Jayawijaya, KV– Situasi di Kabupaten Jayawijaya kembali memanas pasca insiden pembakaran honai di Kampung Ketimafit, Distrik Wouma (Muara Kali Uwe), Kabupaten Jayawijaya yang terjadi Rabu lalu (23/7).
Insiden ini dipicu oleh hilangnya seorang warga bernama Punika Wenda yang hingga kini belum ditemukan.
Ketegangan berlanjut hingga Jumat (25/7/2025), dan berujung bentrokan antarwarga di jembatan gantung yang menghubungkan Distrik Wesaput dengan Kampung Minimo, Distrik Maima. Kedua kelompok saling menyerang dengan panah, batu, dan katapel.
Menanggapi situasi tersebut, aparat kepolisian dari Polres Jayawijaya diterjunkan ke lokasi untuk mengamankan keadaan dan berupaya menghentikan bentrokan.

Wakil Gubernur Papua Pegunungan, Ones Pahabol, turut hadir di lokasi bentrokan. Namun, ia tidak diperkenankan mendekat ke titik konflik oleh warga dan hanya bisa berada di area yang aman sambil berusaha menenangkan keluarga Punika Wenda.
“Kami minta agar tidak ada lagi aksi kekerasan yang dapat menimbulkan korban, baik luka-luka maupun jiwa. Para tokoh masyarakat kami harapkan bisa menenangkan warganya masing-masing agar situasi tidak makin memburuk,” ujar Ones Pahabol di Distrik Wesaput.
Mantan Bupati Yahukimo dua periode itu juga meminta aparat kepolisian untuk sigap berada di tengah-tengah warga yang bertikai demi mencegah jatuhnya korban.
“Pemerintah tidak menginginkan ada korban jiwa. Oleh karena itu, aksi saling serang ini harus segera dihentikan, dan semua pihak diajak duduk bersama mencari jalan damai,” tegasnya.
Sebelumnya, Wakapolres Jayawijaya Kompol I Wayan Laba menjelaskan bahwa bentrokan ini merupakan lanjutan dari konflik yang dipicu hilangnya Punika Wenda sejak 20 Juli 2025 lalu.
Keluarga korban yang dilanda kecurigaan dan amarah diduga membakar honai milik warga yang dituduh terkait dengan tempat penjualan minuman keras.
“Hilangnya Punika Wenda menjadi pemicu utama. Kemarin, keluarga menduga adanya keterlibatan dari pihak tertentu dan meluapkan emosi dengan membakar honai. Kini, situasi makin memanas hingga terjadi bentrokan antarwarga,” jelas Kompol I Wayan.