Jayawijaya, KV – Kepolisian Resor (Polres) Jayawijaya mengerahkan 448 personel gabungan dari kepolisian, Brimob, dan TNI untuk mengamankan aksi demonstrasi penolakan militer non-organik di tiga distrik di Kabupaten Jayawijaya.
Berdasarkan pantauan media di lapangan, sejak pagi, aparat gabungan sudah bersiaga di sejumlah titik vital di Jayawijaya.
Mereka ditempatkan di kantor-kantor pemerintahan seperti Kantor Bupati, DPRK Jayawijaya, dan Kantor Gubernur Papua Pegunungan pada Selasa (2/9/2025).
Selain itu, patroli gabungan juga dilakukan di dalam Kota Wamena, khususnya di lokasi-lokasi yang menjadi titik kumpul massa, yaitu Potikelek, Sinakma, dan Wouma.
Selain itu, dampak aksi demonstrasi ini melumpuhkan aktivitas perkantoran di sejumlah instansi pemerintahan.
Sebagian besar Aparatur Sipil Negara (ASN) memilih untuk tidak masuk kantor, dan beberapa yang sempat datang akhirnya meninggalkan lokasi saat massa mulai bergerak.
Kerahkan 448 Personel
Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Jayawijaya, AKP Soeparmanto, menjelaskan bahwa total 448 personel dikerahkan. Rinciannya, 368 personel dari Polres Jayawijaya dan Brimob, serta 80 personel dari TNI, termasuk Kodim 1702 Jayawijaya dan Satgas Rajawali.
“Kami juga sudah persiapkan beberapa tim untuk melakukan patroli skala besar di dalam Kota Wamena guna mengamankan titik kumpul massa yang ada di tiga tempat berbeda,” ujar Soeparmanto di Kantor Bupati Jayawijaya.
Massa diketahui akan menggelar aksi di kantor Bupati, DPRK Jayawijaya, dan Kantor Gubernur Papua Pegunungan. Terkait sekolah yang diliburkan, Soeparmanto menegaskan bahwa keputusan tersebut bukan instruksi dari pihak kepolisian, melainkan kebijakan internal masing-masing sekolah.
“Kalau untuk sekolah yang libur, itu bukan permintaan kami, tetapi internal sekolah sendiri yang mengambil kebijakan tersebut, karena mungkin mendengar ada aksi demo hari ini,” tandasnya.(Stefanus Tarsi)