Jayapura, KV- Organisasi Papua Merdeka membunuh 6 warga sipil yang berprofesi guru dan tenaga Kesehatan di Distrik Anggruk Kabupaten Yahukimo, Jumat (21/3/2025), Papua Pegunungan. Aksi ini dinilai sangat biadab dan tidak berperikemanusiaan.
Pernyataan ini disampaikan Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan dalam siaran pers Minggu (22/3/2025).
Candra mengatakan, OPM tak hanya membunuh 6 warga sipil. Mereka juga membakar 4 bangunan gedung sekolah dan 1 rumah guru di Kampung Anggruk.
“OPM penjahat kemanusiaan dan tidak berperikemanusiaan. Mereka membunuh warga sipil dan merampok uang masyarakat di sekitarnya. Di mana keadilan HAM para korban ini?,” kata Kapendam Candra.
Candra mengungkapkan dari hasil konfirmasi di lapangan terungkap OPM meneror masyarakat sekitarnya. Mereka membunuh para korban dan membakar jenazahnya.
Ia mengaku, seluruh korban belum dievakuasi. Aparat keamanan masih terus berupaya secepatnya mengevakuasi jenazah korban.
“Nama-nama korban sementara yang terhimpun 4 orang, yaitu T (guru), F (guru), F (guru) dan I (nakes), sedangan 2 orang lainnya masih didata,” ungkapnya.
Belum diketahui
Candra menambahkan, pihaknya belum mengetahui kondisi korban lainnya yang selamat. Akibat aksi biadab OPM ini, membuat para tenaga Kesehatan dan guru ingin segera mengungsi.
Para guru dan tenaga kesehatan dari sejumlah distrik di Yahukimo seperti Heriyapini, Kosarek, Ubalihi, Nisikni, Walma dan Kabiyanggama telah mengungsi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Para pengungsi menggunakan pesawat Adventist Aviation. Jumlah pengungsi berjumlah 58 orang, 4 anak-anak dan 1 warga sipil.
Juru Bicara OPM Sebby Sambom menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas pembakaran sekolah dan rumah guru serta pembunuhan 6 warga di Distrik Anggruk, Yahukimo.
Ia menyatakan Aksi ini karena 6 orang tersebut adalah anggota intelejen TNI yang menyamar sebagai guru dan tenaga kesehatan.
“Brigjen Elkius Kobak selaku Panglima TNPB Kodam XVI Yahukimo yang memimpin serangan OPM di Distrik Anggruk,” tegasnya. (Stefanus Tarsi)