Papua Pegunungan

Kerusuhan di Yalimo, Wagub Papua Pegunungan Bersuara

683
Wakil Gubernur Papua Pegunungan Ones Pahabol

Wamena, KV– Wakil Gubernur Papua Pegunungan, Ones Pahabol, memberikan respons keras terhadap kerusuhan yang terjadi di Yalimo.

Kerusuhan ini dipicu oleh dugaan ujaran rasisme yang memicu kemarahan masyarakat. Dalam pernyataannya, Wakil Gubernur Papua Pegunungan Ones Pahabol menegaskan bahwa insiden ini bukanlah yang pertama kali terjadi di tanah Papua.

“Ini bukan pertama kali. Kata  ucapan ujaran rasisme, sudah sering didengar orang Papua, dan itu tidak bisa dibenarkan,” tegas Ones Pahabol.

Ia menyampaikan pernyataan ini dengan nada yang penuh keprihatinan, mencerminkan kekecewaan mendalam masyarakat Papua.

“Ini sudah keterlaluan. Masyarakat Papua sangat marah dan tidak akan menerima jika rasisme terus berulang,” tegasnya.

Pahabol menekankan pentingnya kesadaran bagi semua pihak, terutama masyarakat non-Papua yang berada di Tanah Papua, untuk menghentikan segala bentuk ungkapan rasisme. Ia menegaskan bahwa ucapan dan tulisan yang merendahkan, khususnya terhadap orang asli Papua yang berkulit hitam dan berambut keriting, sangat tidak dapat diterima.

“Merujuk pada insiden lama yang menunjukkan bagaimana rasisme telah terjadi dalam bentuk lain. Ia menambahkan bahwa perbuatan rasisme adalah pelanggaran terhadap hak yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap ciptaan-Nya,”ujarnya.

Pahabol memperingatkan bahwa tindakan rasisme yang dilakukan oleh satu atau dua orang dapat menimbulkan kerugian besar bagi banyak pihak.

 “Karena satu orang yang berbicara, bersumbernya satu orang, akhirnya bakar seluruhnya ini, kerugian yang sangat besar, kematian orang lagi yang sesungguhnya bukan haknya kamu,” tegasnya.

Ia pun mengajak seluruh masyarakat, baik Papua maupun non-Papua, untuk merenungkan kembali ajaran agama masing-masing dan kembali kepada nilai-nilai Ketuhanan.

“Besok saya akan ke Yalimo. Saya setuju dengan informasi yang menunjukkan bahwa pemerintah Yalimo siap menyelesaikan masalah ini secara langsung.”katanya

Ones Pahabol berharap kesadaran akan pentingnya saling menghargai akan tumbuh di Papua, sehingga pembangunan dapat terus berjalan tanpa terhalang oleh isu rasisme.

“Kiranya Tuhan akan memberkati kita semua dengan kesadaran ini, bangun Papua lebih maju lagi supaya sama dengan Indonesia atau dunia yang lain.”tutupnya. (Stefanus Tarsi)

Exit mobile version