HUKUM & KRIMINALPapua Pegunungan

Sebby Sambom : OPM Bertanggung Jawab Bunuh Enam Guru dan Nakes di Yahukimo

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom.

Yahukimo, KV- TPNPB-OPM bertanggung jawab atas pembunuhan enam orang yang merupakan guru dan tenaga kesehatan di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat (21/3/2025) sore.

Hal ini disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom dalam siaran pers pada Sabtu (22/3/2025) malam.

Sebby pun menyatakan TPNPB OPM juga yang membakar rumah dan sekolah di Distrik Anggruk pada Jumat kemarin.

Sebby menegaskan, semua guru-guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di Papua adalah anggota intelejen dari TNI.

Oleh karena itu, menurutnya pembunuhan  atas enam orang tersebut di Distrik Anggruk adalah tepat sasaran.

Sekolah yang dibakar kelompok kriminal bersenjata di di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, page Jumat (21/3/2025) sore.

“TPNPB OPM juga mengimbau kepada semua orang Papua dan pasukan TPNPB di 36 Kodap untuk membunuh tenaga Intelejen yang menyamar sebagai guru dan tenaga medis di Papua, ” tegasnya.

Ia pun menyatakan berlakunya kembali Dwi fungsi TNI melalui pengesahan RUU Nomor 34 Tahun 2004 di Indonesia akan menjadi ancaman terhadap orang Papua

Dari informasi yang beredar, OPM masuk di Distrik Anggruk dan membakar sekolah dan  tempat tinggal guru dan nakes pada Jumat sore.

Distrik Anggruk termasuk salah satu distrik pedalaman di Yahukimo. Tak ada pos polisi di distrik tersebut.

Waktu serangan

Menurut keterangan salah satu guru yang selamat bahwa OPM menyerang para guru dan nakes dan membakar sekolah di Anggruk pada Jumat kemarin sekitar pukul 16.00 WIT.

Nama-nama korban sementara yang terhimpun 4 orang, yaitu  T (guru), F (guru), F (guru) dan I (Nakes), sedangan 2 orang lainnya masih didata.

Para guru dan tenaga kesehatan dari sejumlah distrik di Yahukimo seperti Heriyapini, Kosarek, Ubalihi, Nisikni, Walma dan Kabiyanggama telah mengungsi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Para pengungsi menggunakan pesawat Adventist Aviation. Jumlah pengungsi berjumlah 58 orang, 4 anak-anak dan 1 warga sipil.(Stefanus Tarsi).

Exit mobile version